Sejarah Desa


Desa Campursari terdiri dari 3 (tiga) perdusunan, yaitu; Dusun Pulosari, Dusun Tempuran dan Dusun Plemburan. Konon ke-tiga dusun tersebut memiliki sejarah berdirinya masing-masing.

Pada tahun 1865 ada 3 (tiga) keluarga pendatang tidak diketahui asal usulnya karena pengejaran orang-orang Belanda, dari ketiga orang tersebut salah satunya yang bernama mbah Jenat mengungsi ke satu tempat yang dinamai Pulosari, dan yang bernama mbah Dali ke tempat lain yang sekarang terkenal dengan Dusun Tempuran dan keluarga satunya lagi yang bernama mbah Lembur ke Dusun Plemburan.

Kenapa dinamakan Pulosari? Tempuran dan Plemburan masing-masing  mempunyai cerita sendiri - sendiri dan unik, sebagai contoh terbentuknya Dusun Plemburan, pada saat itu mbah Lembur berdiam di suatu tempat yang bernama Tabetan yang berdekatan dengan kali tulis, pada suatu saat yang ditempati terjadi longsor sehingga mencari tempat lain, namun tempat tersebut masih memerlukan pembuatan agar layak ditempati sehingga dibuatlah lahan pemukiman (pekarangan), untuk membuat lahan tersebut dimintalah beberapa orang untuk membantu pembuatan lahan tempat tinggal secara gotong-royong dan dilembur siang dan malam.

Adapun dusun Tempuran terbentuk karena ditemukanya buronan Kompeni yang bernama mbah Dali di suatu tempat yang bernama tempurung yang berada di Dusun Tempuran. Pada waktu mbah Dali akan ditangkap orang Belanda, mbah Dali melawan dan kompeni tidak berani menangkap karena mbah Dali pada saat itu menunjukan kebolehannya sebagai orang yang mempunyai ilmu kanuragan, lain lagi cerita Pulosari  pertama yang menjadi tempat tinggal mbah Jenat adalah bernama Tabetan namun karena sesuatu dan lain hal istri dari mbah Jenat meninggal dunia sehingga dikuburlah di dekat rumahnya, dari nama kuburan (makam) itulah terbentuk dusun Pulosaren yang sekarang disebut Pulosari. Dari ke-tiga keluarga tersebut mbah Dali adalah satu-satunya yang membawa ajaran tauhid (Islam) yang sampai saat ini dianut oleh mayoritas warga masyarakat Desa Campursari.

Bendirinya Desa Campursari diperkirakan pada tahun 1989 yang diprakasai pertama-tama oleh bapak Dusman anak keturunan dari mbah Dali. Terbentuknya karena adanya kebutuhan kebersamaan, kekompakan, perlindungan antar sesama anak keturunan ketiga keluarga tersebut yang saling berjauhan, sehingga atas perjuangan bapak Dusman berdirilah Desa Campursari yang terdiri dari campuran 3 (tiga) dusun dan diangkatlah bapak Dusman menjadi Kepala Desa yang pertama (tahun 1889), bulan demi bulan, tahun demi tahun pergantian Kepala Desa yang ke-dua, ke-tiga dan seterusnya secara rutin terus berjalan secara demokratis sampai periode yang ke-sepuluh  (tahun 2019 -2024) yang saat ini dijabat oleh Imam Sutrisno.

Dari uraian sejarah berdirinya Desa Campursari tersebut dapat diambil hikmahnya, betapa pentingnya adanya persatuan, gotong royong, kebersamaan dan kekompakan antar sesama yang pada zaman era modern ini  sudah mulai hilang.

1. Pemimpin Desa 

a. Imam Sutrisno : Periode 2019–2024

Imam Sutrisno adalah Perangkat Desa Campursari sebagai Kaur Perencanaan Pembangunan yang mencalonkan diri sebagai Kepala Desa Campursari untuk periode 2019–2024 dan terpilih. Imam Sutrisno mempunyai sebua cita-cita ataupun Visi : Terwujudnya Masyarakat Bersatu Untuk Maju, Berperan Untuk Kemakmuran, dan Semangat Untuk Hebat.

 

 

b. Bambang Hermanto : Periode 2013-2018

Bambang Hermanto lahir pada tanggal 12 Oktober 1958 di Wonosobo. Pendidikan terakhir adalah Sarjana Muda. Beliau adalah anak kedua dari Chotim yang merupakan mantan Kepala Desa Campursari periode 1986-1997. Sebelum menjadi Kepala Desa, Bambang Hermanto adalah Karyawan Bank Swasta di Kabupaten Tasikmalaya. Periode 2013-2018 merupakan jabatan Kepala Desa di periode ke-dua. 

Pada tahun 2006 ia mencalonkan diri sebagai Kepala Desa dan ia terpilih menjadi Kepala desa Campursari Periode 2006 – 2013.

 

 

c. Bambang Hermanto : Periode 2007-2013

Bambang Hermanto merupakan seorang pekerja keras dan berdedikasi tinggi dalam Pemerintahan, terutama dalam membangun desa. Bambang Hermanto mempunyai keberhasilan yang nyata, baik di bidang infrastruktur maupun di bidang pemberdayaan Masyarakat. Satu contoh pembangunan infrastruktur pengaspalan jalan desa sepanjang 4 km dan betonisasi setiap jalan gang. Dan meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan bukti adanya bedah rumah tidak layak huni kepada warga miskin. Di bidang pendidikan, Bambang Hermanto berhasil mendirikan PAUD, TK dan SMP Satu Atap.

 

 

d. Busrotun : Periode 2001-2006

Busrotun, periode 2000-2006 merupakan jabatan Kepala desa jabatan periode ke-dua. Semasa kerjanya beliau berhasil membangun infrastruktur penerangan kepada masyarakat Dusun Plemburan yang bersumber dari PLN. Dan juga melaksanakan pengerasan jalan tanah dari Dusun Tempuran sampai dengan Dusun Plemburan yang didanai dari swadaya gotong rayong masyarakat.

 

 

e. Busrotun : Periode 1994-2000

Busrotun, Lahir di Wonosobo pada tanggal 23 Februari 1968. Dia adalah seorang Sarjana Agama dari Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) Wonosobo dan bekerja di bidang pertanian. Mencalonkan diri sebagai Kepala Desa Campursari pada tahun 1991 dan terpilih menjadi Kepala Desa Campursari karena program kerjanya diterima oleh banyak kalangan masyarakat Campursari. Dalam periode ini, Busrotun membangun gedung balai desa dan pelebaran jalan dari Dusun Plemburan sampai Dusun Tempuran. Melakukan pengerasan jalan (jalan telasah) dari Dusun Tempuran sampai lapangan Condong Campur Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara.

 

 

f. Muhani : Periode 1992-1993

Muhani. Lahir di Wonosobo pada tahun 1940. Beliau adalah Pegawai Negeri Sipil yang ditugaskan oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo untuk Mengganti Jabatan Kepala Desa Campursari yang dijabat oleh Subangi, yang disebabkan karena bapak Subangi meninggal dunia. Semasa menjabat PJ. Muhani memberikan kebebasan kepada Masyarakat Desa Campursari untuk membeli tanah ara-ara atau tanah gege (Bahasa Daerah Campursari).

 

g. Subangi : Periode 1986-1991

Subangi. Lahir di Wonosobo pada tahun 1932. Mempunyai jabatan seorang Kepala Dusun Tempuran dan beliau mencalonkan diri menjabat sebagai Kepala Desa Campursari. Di era kepemimpinan Subangi belum ada aturan batas masa jabatan Kepala Desa. Di tengah perjalanan jabatannya sebagai  Kepala desa, Beliau mengalami sakit yang tidak bisa disembuhkan dan pada akhirnya Beliau meninggal dunia pada tahun 1991. Jabatan Kepala Desa diganti oleh seorang PJ yang bernama Muhani. Keberhasilan yang sangat dinikmati oleh masyarakat sampai dengan sekarang adalah adanya program listrik masuk desa.

 

 

h. Chotim : Periode 1955-1985

Chotim. Lahir di Wonosobo pada tahun 1931 putra dari Bapak A.Khosim. Pada tahun 1955, beliau mencalonkan diri untuk menjabat sebagai Kepala desa Campursari. Beliau merupakan sosok yang disegani oleh Masyarakat. Dalam era kepemimpinanya, beliau berhasil membangun jalan desa yang dari jalan setapak menjadi jalan besar melalui daerah Kabupaten Banjarnegara yang dilaksanakan secara swadaya gotong royong masyarakat dengan istilah padat karya yang sekarang statusnya menjadi jalan Kabupaten sepanjang 7km. Dan juga merintis pendidikan dasar yang dibantu oleh seorang guru bernama Sri Udoro. Berjalanya waktu, kebutuhan Infrastruktur semakin meningkat sehingga beliau membangun impress untuk sekolah dasar.

 

i. Marsudi : Periode 1945-1954

Marsudi adalah seorang petani yang sangat sukses di era kepemimpinanya, beliau menanam berbagai jenis tanaman seperti tembakau, bawang putih, jagung dan sayur.Namun karena belum adanya pupuk urea yang ada seperti jaman sekarang, kesuksesan kepala desa Bapak Marsudi tidak bisa diikuti oleh masyarakatnya.

 

j. Amat Surat : Periode 1925-1944

Amat Surat. Lahir di wonosobo pada tahun 1890. Masa kepemimpinanya, Desa Campursari mengalami kekurangan makanan yang disebabkan kondisi Negara yang sedang dalam cengkraman penjajah. Banyak warganya yang berpindah pindah demi mencari makan.

 

k. Suradikara : Periode 1917-1924

Suradikara. Lahir di Wonosobo, beliau menggantikan ayahnya untuk menjadi Kepala Desa Campursari. Semasa jabatanya beliau membangun saluran air untuk mengaliri lahan pertanian dan dalam melaksanakan tugasnya beliau dibantu oleh seorang ulu-ulu.

 

l. Karyadikara Sawal : Periode 1904-1916

Karyadikara Sawal. Beliau merupakan Kepala Desa ke dua yang dalam masa baktinya belum bisa memberikan pembangunan infrastruktur yang disebabkan masyarakatnya yang masih terlalu sedikit dan kesadaran masyarakat yang masih terlalu rendah.

 

m. Dusman : Periode 1889-1903

Dusman. Nama Dusman menurut ceritanya merupakan penduduk pendatang yang tidak diketahui asalnya. Dan dalam sejarah desa, beliau merupakan kepala desa pertama dan juga orang yang memberi nama Campursari.


Total Dibaca